Kalimat Tauhid adalah Pegangan Kokoh Nabi Ibrahim

Kalimat Tauhid لا اله إلا اللّه adalah kalimat ketakwaan dan ‘Urwatul Wutsqa (tali yang kokoh). Bagi seorang yang beriman tentunya sepanjang hayatnya tetap berpegan teguh kepada kalimat tersebut. Hal inilah yang mendasari keimanan seorang nabi yang tidak akan pernah mau menyembah selain Allah SWT. Nabi Ibrahim AS, adalah sosok seorang nabi yang mempertahankan hal itu. Sehingga meskipun ia lahir dari seorang ayah yang tidak hanya penyembah berhala, bahkan membuat berhala tersebut sebagai sesembahan raja dan rakyat ketika itu, Allah berfirman :

kalimat tauhid

"Barang siapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah : 256).

Yakni barang siapa yang melepaskan semua tandingan dan berhala-berhala serta segala sesuatu yang diserukan oleh setan berupa penyembahan kepada selain Allah, lalu ia menauhidkan Allah dan menyembah-Nya semata serta bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat lagi sangat kokoh, perkaranya telah mapan dan mantap di atas tuntunan yang baik dan jalan yang lurus.

Menurut Sa’id bin Jubair dan Adh Dhahhak bahwa tali yang kuat adalah kalimat Laa Ilaaha Illallah.

Kalimat inilah yang dijadikan oleh Nabi Ibrahim a.s sebagai kalimat yang kekal pada anak keturunannya.

Baca Juga : 7 Macam Cara Turunnya Al-Qur'an

Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim telah berlepas diri dari sikap ayahnya dan kaumnya yang menyembah berhala. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, “Sesunggguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesunggguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada.” (QS. Az-Zukhruf : 26-28).

Nabi Ibrahim a.s. menjadikan kalimat ini dilestarikan dan ditetapkan di kalangan keturunannya, serta dijadikan sebagai panutan bagi orang yang mendapat petunjuk dari kalangan keturunan Ibrahim a.s.
Beliau menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya dan tetap ada yang mengucapkannya. Jika terdapat di antara mereka yang menyekutukan Allah agar segera kembali kepada tauhid.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form