Begini Orang yang Bahagia Menurut Rasul

Begini Orang yang Bahagia Menurut Rasul

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa kita beli, karena jika kebahagiaan itu bisa dibeli, orang kayalah yang akan paling bahagia di dunia ini. Faktanya, banyak orang yang bergelimang harta, namun hidupnya tak bahagia, sehingga ia mengalami depresi berat dan berakhir melakukan bunuh diri. Kebahagiaan juga bukan milik orang yang terkenal, karena jika kebahagiaan adalah milik orang terkenal, maka pejabat, artis dan tokoh terkenallah yang paling bahagia, faktanya banyak orang yang terkenal tetapi tidak mendapatkan kebahagiaan tersebut.

Kebahagiaan adalah keinginan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini, tidak ada satu orangpun yang ingin hidupnya tidak bahagia, meskipun ia seseorang yang selalu melakukan kejahatan sekalipun, mereka tentunya juga ingin hidup bahagia. 

Kebahagiaan di tengah-tengah masyarakat, sering ditujukan kepada orang yang memiliki harta yang melimpah, orang yang memiliki jabatan yang tinggi, orang yang tersohor di masyarakat dan sejenisnya. Padahal tidak demikian adanya, karena kebahagiaan itu adalah milik semua orang yang mau dan mampu menjalaninya.

Rasulullah memiliki pandangan tersendiri terhadap orang yang bahagia, Beliau berpandangan bahwa bahagia itu bukan suatu kondisi melainkan bahagia itu adalah pilihan. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang bahagia, meskipun dalam sisi ekonomi kita masih kekurangan.

Rasulullah menyebut, bahwa orang yang bahagi itu dengan sebutan ‘Thuba’ yaitu beruntung, bahagia dan sukses. Untuk itulah, Rasulullah mengelompokkan orang yang bahagia itu seperti hal berikut ini :

1.Orang yang Asing dalam Keshalehan

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Beruntunglah orang yang asing.” Sahabat bertanya, “Siapakah orang-orang asing itu?” Nabi menjawab, “Orang asing (yang beruntung itu) adalah orang-orang shalih yang berada di tengah masyarakat yang banyak melakukan keburukan, yang melakukan kemaksiatan lebih banyak daripada yang melakukan ketaatan.”

Itulah gambaran Rasul orang yang bahagia pertama adalah orang yang selalu istiqmah dalam perbuatan baik, meskipun ia hidup dan tinggal di lokasi yang di sana orang banyak melakukan maksiat dan dosa, ia memilih untuk menjadi orang asing yang tetap melakukan kebaikan, tidak ikut larut dalam kejahatan dan dosa.

2.Orang yang Beriman Kepada Rasul dan Mencintainya

Kita menyadari, bahwa kita hidup sesudah Rasulullah wafa. Bagi sahabat yang hidup pada masa Rasul dan orang-orang Muslim yang mencintai Rasul, mereka sangat beruntung bertemu langsung dengan orang yang dicintai tersebut. Namun, bagi kita umatnya yang hidup pada akhir zaman, bertemu dengan Rasul saat ini adalah suatu yang mustahi, tetapi dengan menjaga keimanan dan selalu mencintai Beliau, maka kita termasuk golongan orang-orang yang bahagia.
Rasulullah bersabda : “Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku dan berbahagialah dan (beruntunglah) orang yang tidak melihatku dan beriman kepadaku (7x menyebut).” (HR. Bukhari).

3.Orang yang Mampu Berbuat Ikhlas

Ikhlas adalah perkara hati, tidak seorangpun mengetahui apa yang terbesit dalam hati kita, saat melakukan sesuatu. Hanya Allah dan diri kita sajalah yang mengetahuinya, apakah kita berbuat dan beramal ikhlas karena Allah atau hanya menginginkan agar masyarakt memuji-muji kita, karena kita telah melakukan kebaikan.

Orang yang ikhlas dikategorikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai orang yang bahagia, beruntung, orang yang sukses, orang yang berhasil. Sabda beliau, “Berbahagialah orang-orang yang ikhlas, mereka adalah pelita-pelita hidayah yang dari mereka setiap fitnah yang gelap menjadi terang.” (HR. Abu Nu`aim).   

Di atas hanya beberapa ciri orang yang bahagia menurut Rasulullah SAW, semoga dapat kita lanjutkan pada artikel selanjutnya, kesimpulannya adalah bahwa kebahagiaan adalah dipandang dari seberapa banyak seseorang dapat melakukan kebaikan, bukan seberapa banyak ia dapat mengumpulkan kekayaan.

1 Comments

Previous Post Next Post

Contact Form