Tradisi Turun Mandi Bayi di Minangkabau

Keberagaman kebudayaan di Indonesia itu menandakan begitu banyaknya daerah di negeri ini, dengan 34 provinsi yang ada, tentunya memiliki beragam adat istiadat dan kebiasaan di negeri ini. Salah satu tradisi itu bernama " Turun mandi bayi ".

Turun mandi merupakan tradisi yang ada di daerah Minangkabau yang sampai saat ini masih ada dan dipertahankan di beberapa daerah di Sumatera Barat. Salah satunya yang ada di daerah Solok Selatan. Solok Selatan merupakan kabupaten pemekaran dari kota Solok dan kabupaten Solok. Masyarakat di sini masih mempertahankan tradisi turun temurun ini telah sejak lama sampai saat ini.

Tradisi Turun Mandi Bayi di Minangkabau





Tradisi turun mandi itu dilakukan pada bayi yang baru beberapa hari dilahirkan. Turun mandi dilakukan dengan membawa anak bayi ke sungai terdekat, yang sering dibawa adalah ke sungai kecil yang airnya tidak terlalu deras. 

Menurut masyarakat setempat, turun mandi pada bayi ini dilakukan bertujuan untuk mengumumkan dan memberitahukan kepada masyarakat sekitar bahwa telah hadir seorang bayi dari keluarga yang mengadakan kegiatan turun mandi ini. Selain hal itu turun mandi juga bertujuan sebagai ucapan selamat untuk si ibu yang telah melahirkan anak bayi tersebut.


Sebelum pelaksanaan turun mandi itu, keluarga si bayi menentukan terlebih dahulu kapan acara pelaksanaan turun mandi itu dilaksanakan. Sebagaimana biasanya tradisi turun mandi dilaksannakan pada hari ganjil untuk bayi laki dan pada hari genap untuk bayi perempuan. Hari pelaksanaan dilaksanakan dengan menghitung sejak hari pertama kelahiran sang bayi.

Dalam tradisi turun mandi juga tak lupa keluarga menyiapkan berbagai persyaratan yang sudah lumrah untuk disediakan pada kegiatan turun mandi ini. Syarat yang tidak tinggal dalam kegiatan turun mandi ini adalah keluarga menyediakan batiah bareh dan syarat utamanya adalah kegiatan turun mandi itu dilaksanakan dengan membawa dan memandikan bayi di sungai. Tidak ketinggalan juga persyaratan berupa obor yang diisi dengan kain robek, syarat yang juga menurut penulis unik adalah adanya bibit karambia ( kelapa ) yang dibawa dan dipersiapkan sebagai syarat dalam kegiatan turun mandi ini.

Bibit kelapa itu dihanyutkan oleh orangtua bayi dan disambut oleh beberapa orang di hilir arus sungai tersebut. Menurut masyarakat tersebut, kelapa yang dihanyutkan itu untuk dicuci terlebih dahulu dan akan ditanam di dekat sungai di mana bayi dimandikan dalam tradisi ini. Bibit kelapa tersebut, dipergunakan untuk menghitung umur bayi. Bahwa kelapa yang telah ditanam itu umurnya akan seumuran dengan bayi yang telah lahir dan dilakukan turun mandi. 

Setelah prosesi turun mandi selesai dilakukan di sungai, barulah semua keluarga dan jemputan atau masyarakat yang ikut menyaksikan kegiatan turun mandi ini diajak ke rumah orangtua si bayi. Tujuan masyarakat sekitar diajak ke rumah adalah untuk menikamti jamuan yang telah disiapkan dan dilanjutkan dengan dibacakan do'a selamat, atas kelahiran sang bayi dalam keluarga tersebut.

Demikianlah artikel mengenai " Tradisi Turun Mandi Bayi di Minangkabau " semoga bermanfaat dan menambah wawasan sobat semua ya.

Previous Post Next Post

Contact Form